Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Pages

Kamis, 31 Maret 2011

Manusia Tak Pernah Merasa Puas

Inilah sifat manusia, tidak pernah merasa puas dengan harta. Buktinya adalah hadits-hadits berikut:

Pertama:
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
« تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ وَالدِّرْهَمِ وَالْقَطِيفَةِ وَالْخَمِيصَةِ ، إِنْ أُعْطِىَ رَضِىَ ، وَإِنْ لَمْ يُعْطَ لَمْ يَرْضَ »
Celakalah hamba dinar, hamba dirham, hamba pakaian dan hamba mode. Jika diberi, ia ridho. Namun jika tidak diberi, ia pun tidak ridho”. (HR. Bukhari no. 6435)

Kedua:
Dari Ibnu 'Abbas, ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ كَانَ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لاَبْتَغَى ثَالِثًا ، وَلاَ يَمْلأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
Seandainya manusia diberi dua lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan lembah yang ketiga. Yang bisa memenuhi dalam perut manusia hanyalah tanah. Allah tentu akan menerima taubat bagi siapa saja yang ingin bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6436)

Ketiga:
Dari Ibnu 'Abbas, ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ أَنَّ لاِبْنِ آدَمَ مِثْلَ وَادٍ مَالاً لأَحَبَّ أَنَّ لَهُ إِلَيْهِ مِثْلَهُ ، وَلاَ يَمْلأُ عَيْنَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
Seandainya manusia memiliki lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan harta yang banyak semisal itu pula. Mata manusia barulah penuh jika diisi dengan tanah. Allah tentu akan menerima taubat bagi siapa saja yang ingin bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6437)

Keempat:
Ibnu Az Zubair pernah berkhutbah di Makkah, lalu ia mengatakan,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ النَّبِىَّ - صلى الله عليه وسلم - كَانَ يَقُولُ « لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ أُعْطِىَ وَادِيًا مَلأً مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَانِيًا ، وَلَوْ أُعْطِىَ ثَانِيًا أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَالِثًا ، وَلاَ يَسُدُّ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ »
Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya manusia diberi lembah penuh dengan emas, maka ia masih menginginkan lembah yang kedua semisal itu. Jika diberi lembah kedua, ia pun masih menginginkan lembah ketiga. Perut manusia tidaklah akan penuh melainkan dengan tanah. Allah tentu menerima taubat bagi siapa saja yang bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6438)

Dari Anas, dari Ubay, beliau mengatakan, “Kami kira perkataan di atas adalah bagian dari Al Qur'an, hingga Allah pun menurunkan ayat,
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ
Bermegah-megahan dengan harta telah mencelakakan kalian.” (QS. At Takatsur: 1). (HR. Bukhari no. 6440)
Bukhari membawakan hadits di atas dalam Bab “Menjaga diri dari fitnah (cobaan) harta.”

Beberapa faedah dari hadits-hadits di atas:
Pertama: Manusia begitu tamak dalam memperbanyak harta. Manusia tidak pernah merasa puas dan merasa cukup dengan apa yang ada.
Kedua: Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, “Perut manusia tidaklah akan penuh melainkan dengan tanah”, maksudnya: Tatkala manusia mati, perutnya ketika dalam kubur akan dipenuhi dengan tanah. Perutnya akan merasa cukup dengan tanah tersebut hingga ia pun kelak akan menjadi serbuk. (Syarh Ibnu Batthol)
Ketiga: Hadits ini adalah celaan bagi orang yang terlalu tamak dengan dunia dan tujuannya hanya ingin memperbanyak harta. Oleh karenanya, para ulama begitu qona'ah dan selalu merasa cukup dengan harta yang mereka peroleh. (Syarh Ibnu Batthol)
Keempat: Hadits ini adalah anjuran untuk zuhud pada dunia. Yang namanya zuhud pada dunia adalah meninggalkan segala sesuatu yang melalaikan dari Allah. (Keterangan Ibnu Rajab dalam Jaami'ul Ulum wal Hikam)
Kelima: Manusia akan diberi cobaan melalui harta. Ada yang bersyukur dengan yang diberi. Ada pula yang tidak pernah merasa puas.

Raihlah Kekayaan Hakiki
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
Kekayaan (yang hakiki) bukanlah dengan banyaknya harta. Namun kekayaan (yang hakiki) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051). Bukhari membawakan hadits ini dalam Bab “Kekayaan (yang hakiki) adalah kekayaan hati (hati yang selalu merasa cukup).”

Ya Allah, Berikanlah Kepada Kami Kecukupan
Oleh karena itu, banyak berdo’alah pada Allah agar selalu diberi kecukupan. Do’a yang selalu dipanjatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah do’a:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
Allahumma inni as-alukal huda wat tuqo wal ‘afaf wal ghina” (Ya Allah, aku meminta pada-Mu petunjuk, ketakwaan, diberikan sifat ‘afaf dan ghina) (HR. Muslim no. 2721)
An Nawawi –rahimahullah- mengatakan, “”Afaf dan ‘iffah bermakna menjauhkan dan menahan diri dari hal yang tidak diperbolehkan. Sedangkan al ghina adalah hati yang selalu merasa cukup dan tidak butuh pada apa yang ada di sisi manusia.” (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al Hajjaj, 17/41, Dar Ihya' At Turots Al 'Arobi). Berarti dalam do'a ini kita meminta pada Allah [1] petunjuk (hidayah), [2] ketakwaan, [3] sifat menjauhkan diri dari yang haram, dan [4] kecukupan.

Semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba yang selalu memiliki sifat ghina yang selalu merasa cukup dengan nikmat harta yang Allah berikan.

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.com

Empat Golongan Laki - Laki

Rasulullah SAW berpesan tentang fitnah terbesar dari kaum wanita,"Tidak ada suatu fitnah(bencana) yang lebih besar bahayanya dan lebih bermaharajalela -selepas kewafatanku terdapat kaum lelaki selain daripada fitnah yang berpuncak daripada kaum wanita." (H.R. Bukhari,Muslim,Ahmad,at-Tirmizi, An-Nasa'i dan Ibn Majah)
Hai orang-orang yang beriman,peliharalah dirimu dan ahli (keluargamu) dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;..-Q.S.At-Tahrim(66:5)
Betapa hebatnya daya pikat dan tarikan wanita, bukan saja di dunia. Namun di akhirat pun demikian, maka kaum lelaki yang bergelar ayah, suami, abang, atau anak harus memainkan peranan mereka dengan sungguh-sungguh. Seorang wanita itu apabila di yaumil alkhirat nanti akan menarik empat golongan lelaki bersamanya ke dalam neraka.....

1. Ayahnya
Apabila seseorang yang bergelar ayah tidak memperdulikan anak-anak perempuannya di dunia. Dia tidak memberikan segala keperluan agama seperti mengajar sholat, mengaji, dan sebagainya. Dia membiarkan anak-anak perempuannya tidak menutup aurat. Tidak cukup hanya memberi kemewahan dunia saja maka dia akan ditarik ke neraka oleh anaknya.

2. Suaminya
Apabila seorang suami tidak memperdulikan tindak tanduk isterinya. Bergaul bebas di luar rumah, menghias diri bukan untuk suami tapi untuk pandangan kaum lelaki yang bukan muhrim. Apabila suami berdiam diri walaupun dia seorang alim, misalkan sholat tidak lalai, puasa tidak tinggal, maka dia akan turut ditarik oleh isterinya kelak.

3. Abangnya
Apabila ayahnya sudah tiada, tanggungjawab menjaga wanita akan dipikul oleh abang-abangnya. Jika mereka hanya mementingkan keluarganya saja sementara adik perempuannya dibiarkan melencong dari ajaran Islam, tunggulah tarikan adik perempuannya di akhirat nanti.

4. Anak lelakinya
Apabila seorang anak tidak menasihati ibu perihal tindak-tanduk yang menyimpang dari Islam. Bila seseorang ibu membuat kemungkaran dan kemaksiatan kepada Allah, maka anak lelaki itu akan ikut di tanya serta diminta pertangungjawabannya di akhirat kelak.

Islam



[A]. Pengertian Islam
Islam secara etimologi (bahasa) berarti tunduk, patuh, atau berserah diri. Adapun menurut syari’at (terminologi), apabila dimutlakkan berada pada dua pengertian:

Pertama.
Apabila disebutkan sendiri tanpa diiringi dengan kata iman, maka pengertian Islam mencakup seluruh agama, baik ushul (pokok) maupun furu’ (cabang), juga seluruh masalah ‘aqidah, ibadah, keyakinan, perkataan dan perbuatan. Jadi pengertian ini menunjukkan bahwa Islam adalah mengakui dengan lisan, meyakini dengan hati dan berserah diri kepada Allah Azza wa Jalla atas semua yang telah di-tentukan dan ditakdirkan, sebagaimana firman Allah Subhana wa Ta’ala tentang Nabi Ibrahim ‘Alaihis salam[1]

"(Ingatlah) ketika Rabb-nya berfirman kepadanya (Ibrahim), ‘Berserahdirilah!’ Dia menjawab: ‘Aku berserah diri kepada Rabb seluruh alam.’” [Al-Baqarah: 131]

Allah Azza wa Jalla juga berfirman

“Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” [Ali ‘Imran: 19]

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

"Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi.” [QS. Ali ‘Imran: 85]

Menurut Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab rahimahullah, definisi Islam adalah:

"Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan men-tauhidkan-Nya, tunduk dan patuh kepada-Nya dengan ketaatan, dan berlepas diri dari perbuatan syirik dan para pelakunya"

Kedua
Apabila kata Islam disebutkan bersamaan dengan kata iman, maka yang dimaksud Islam adalah perkataan dan amal-amal lahiriyah yang dengannya terjaga diri dan harta-nya[2], baik dia meyakini Islam atau tidak. Sedangkan kata iman berkaitan dengan amal hati.[3]

Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla:

“Orang-orang Arab Badui berkata, ‘Kami telah beriman.’ Katakanlah (kepada mereka), ‘Kamu belum beriman, tetapi katakanlah, ‘Kami telah tunduk (Islam),’ karena iman belum masuk ke dalam hatimu. Dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikit pun (pahala) amalmu. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.’” [Al-Hujuraat : 14]

[b]. Tingkatan Islam
Tidak diragukan lagi bahwa prinsip agama Islam yang wajib diketahui dan diamalkan oleh setiap muslim ada tiga, yaitu; (1) mengenal Allah Azza wa Jalla, (2) mengenal agama Islam beserta dalil-dalilnya [4], dan (3) mengenal Nabi-Nya, Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mengenal agama Islam adalah landasan yang kedua dari prinsip agama ini dan padanya terdapat tiga tingkatan, yaitu Islam, Iman dan Ihsan. Setiap ting-katan mempunyai rukun sebagai berikut:

Tingkatan Pertama : Islam
Islam memiliki lima rukun, yaitu:
[1]. Bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah utusan Allah.
[2]. Menegakkan shalat.
[3]. Membayar zakat.
[4]. Puasa di bulan Ramadhan.
[5]. Menunaikan haji ke Baitullah bagi yang mampu menuju ke sana.
Kelima rukun Islam ini berdasarkan sabda Nabi Mu-hammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

"Islam itu adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan menunaikan haji ke Baitullah jika engkau mampu menuju ke sana.”[5]

Juga sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam

"Islam dibangun atas lima hal: bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan menunaikan haji ke Baitullah.”[6]

Tingkatan Kedua : Iman
Definisi iman menurut Ahlus Sunnah mencakup per-kataan dan perbuatan, yaitu meyakini dengan hati, meng-ikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan, dapat bertambah dengan ketaatan dan dapat ber-kurang dengan sebab perbuatan dosa dan maksiyat.
Iman memiliki beberapa tingkatan, sebagaimana ter-dapat dalam sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam

"Iman memiliki lebih dari tujuh puluh cabang atau lebih dari enam puluh cabang, cabang yang paling tinggi adalah ucapan laa ilaaha illallaah, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri (rintangan) dari jalan, dan malu adalah salah satu cabang iman.”[7]

Rukun Iman ada enam, yaitu:
[1]. Iman kepada Allah.
[2]. Iman kepada Malaikat-Malaikat-Nya.
[3]. Iman kepada Kitab-Kitab-Nya.
[4]. Iman kepada Rasul-Rasul-Nya.
[5]. Iman kepada hari Akhir.
[6]. Iman kepada takdir yang baik dan buruk.

Keenam rukun iman ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu ‘anhu dalam jawaban Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam atas perrtanyaan Malaikat Jibril ‘Alaihis sallam tentang iman, yaitu:

"Engkau beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari Akhir, dan engkau beriman kepada takdir yang baik dan buruk.”[8]

Tingkatan Ketiga: Ihsan
Ihsan memiliki satu rukun yaitu engkau beribadah kepada Allah Azza wa Jalla seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia me-lihatmu. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu ‘anhu dalam kisah jawaban Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Jibril ‘Alaihis salam ketika ia bertanya tentang ihsan, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

"Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, maka bila engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Allah melihatmu.” [9]

Tidak ragu lagi, bahwa makna ihsan secara bahasa adalah memperbaiki amal dan menekuninya, serta meng-ikhlaskannya. Sedangkan menurut syari’at, pengertian ihsan sebagaimana penjelasan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

"Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, maka jika engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Allah melihatmu"

Maksudnya, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan ihsan dengan memperbaiki lahir dan batin, serta menghadirkan kedekatan Allah Azza wa Jalla, yaitu bahwasanya seakan-akan Allah berada di hadapannya dan ia melihat-Nya, dan hal itu akan mengandung konsekuensi rasa takut, cemas, juga peng-agungan kepada Allah Azza wa Jalla, serta mengikhlaskan ibadah kepada Allah Azza wa Jalla dengan memperbaikinya dan mencurahkan segenap kemampuan untuk melengkapi dan menyempurnakannya.[10]

[Disalin dari buku Prinsip Dasar Islam Menutut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang Shahih, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Psutaka At-Taqwa Po Box 264 Bogor 16001, Cetakan ke 2]
_________

Ketika Manusia Dijerat Dausa Besar

Pernahkah kita menghitung dosa yang kita lakukan dalam satu hari, satu minggu, satu bulan, satu tahun, bahkan sepanjang usia kita?

Andaikan saja kita bersedia menyediakan kotak kosong, lalu kita masukkan semua dosa-dosa yang kita lakukan, kira-kira, apa yang terjadi?

Saya menduga kuat bahwa kotak tersebut tak berbentuk kotak lagi, karena tak mampu menahan muatan dosa kita.

Bukankah shalat kita masih ” bolong-bolong “? Bukankah shalat kita sering terlambat, dikerjakan mau habis waktunya dan tidak khusyuk? Bukankah kita pernah menahan hak faqir miskin?

Bukankah kita pernah, bahkan sering berbohong, mengingkari janji, bersumpah dengan sumpah yang palsu, bersikap munafiq, mencerca manusia, mengejeknya, menuduhnya, berburuk sangka padanya, iri hati, hasad, mengobarkan rasa benci membenci dan dendam pada seseorang?

Bukankah kita pernah merasa diri paling benar, paling pintar dari orang lain, ta’adjub, riya, sombong, marah yang tak pada tempatnya, angkuh, congkak, hebat, dan tinggi dari orang lain?

Bukankah karena lidah kita, tangan kita, badan, kaki kita, mata dan hati kita pernah menyakiti manusia lainnya?

Bukankah kita pernah menyelipkan kertas amplop pada petugas administrasi demi untuk kelancaran urusan kita, bermanis muka, lain di mulut, lain dihati, bersikap munafik pada pejabat dan penguasa, menyandarkan urusan padanya, agar kita dipandang pegawai yang baik dan banyak kerja, pada hakikatnya banyak yang tidak kita kerjakan, malah kita asyik berdiri didepan computer, chatting dan melihat situs-situs yang tidak baik, menghabiskan waktu memakan harta yang tidak berhak kita makan, tanpa kita menyadarinya, bahwa hal itu bukan hak kita.

Bukankah kita pernah menerima uang yang tak jelas statusnya, sehingga pendapatan kita berlipat ganda?

Bukankah kita sering tak mau menolong orang yang meminta bantuan pada kita, menolong saudara kita yang dalam kesulitan, walaupun kita sanggup menolongnya?

Daftar ini akan bisa semakin sangat panjang bila diteruskan.

Lalu apa yang harus kita lakukan?

Allah SWT berfirman dalam surat Az Zumar (39:53), “Katakanlah wahai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya (kecuali syirik). Sesungguhnya Dialah yang maha pengampun lagi maha penyayang.”

Indah benar ayat ini, Allah menyapa kita dengan panggilan yang bernada teguran, namun tidak diikuti kalimat yang berbau murka. Justru Allah mengingatkan kita untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah. Allahpun menjanjikan kita untuk mengampuni dosa-dosa kita.

Karena itu, kosongkanlah lagi kotak-kotak yang penuh tadi dengan taubat padaNya. Kita kembalikan kotak itu seperti keadaannya semula, kita kembalikan jiwa kita kepada jiwa yang fitri dan bersih.

Jika kita punya onta lengkap dengan segala perabotannya, lalu tiba-tiba onta itu hilang, bukankah kita sedih?

Bagaimana pula jika onta itu tiba-tiba kembali berjalan menuju kita lengkap dengan segala perbekalannya, bukankah kita merasa bahagia?

Rasulullah SAW bersabda, “ketahuilah Allah akan lebih senang lagi melihat hambaNya yang berlumuran dosa kembali kepadaNya.”

Allah berfirman, “Kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah padaNya, sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong lagi “. (Q. S. 39:54 )

Seperti onta yang sesat jalan, dan mungkin telah tenggelam didasar lautan samudra, mengapa kita tak berusaha berjalan kembali menuju Allah, dan menangis di “kaki kebesaranNya”, mengakui kesalahan kita, dan memohon ampunanNya.

Wahai Tuhan Yang kasih SayangNya lebih besar dari MurkaNya. Ampuni kami ya Allah.

Doa Para Ulama



1) TELAH BERKATA SAYYID ALLAMAH AL-WANAIE RAHIMAHULLAH BERKENAAN DENGAN MALAM NISFU SYAABAN DAN YANG LAINNYA SEPERTI MALAM RAMADHAN : DARIPADA SEBAIK-BAIK DOA YANG DIAMALKAN PADA MALAM INI IALAH DOA BERIKUT:
اللهم إنك عفو كريم تُحب العفو فعفُ عنِي ، اللهم إني أسألك العفو والعافية والمعافاة الدائمة في الدين والدنيا والآخرة

2) DAN JUGA DARIPADA SEBAIK-BAIK DOA YANG DIAMALKAN,MENURUT RIWAYAT DARIPADA ABI BARZAH BERKATA, : TELAH BERSABDA NABI MUHAMMAD S.A.W :
لَما هبط آدم إلى الأرض طاف بالبيت أسبوعاً وصلى خلف المقام ركعتين ، ثم قال :
اللهم إنك تعلم سري وعلانيتِي فاقبل معذرتي ، وتعلم حاجتِي فأعطنِي سؤلي ، وتعلم ما في نفسي فاغفر لي ذنبِي. اللهم إني أسألك إيْماناً يباشر قلبِي ، ويقيناً صادقاً حتى أعلمَ أنه لا يصيبنِي إلا ما كتبت لي ورضِّنِي بقضائك . فأوحى الله إليه : يا آدم ، إنك دعوتنِي بدعاء فاستجبت لك فيه ، ولن يدعوَني به أحد من ذريتك من بعدك إلا استجبت لـه ، وغفرت له ذنبه ، وفرجت هَمه وغمه ، واتَجرت له من وراء كل تاجر ، وأتته الدنيا راغمة وإن كان لايريدها .انتهى
.


3) TELAH BERKATA PENULIS KITAB KANZUN NAJAH WAS SURUR : SESUNGGUHNYA TELAH DIHIMPUNKAN DOA-DOA YANG MAATHUR DAN MASYHUR KHUSUS UNTUK MALAM NISFU SYAABAN YANG MANA ORANG-ORANG ISLAM MEMBACANYA PADA MALAM TERSEBUT SECARA BERSENDIRIAN ATAU BERJEMAAH DAN KAIFIATNYA ADALAH SEPERTI BERIKUT:
DIBACA PADA AWAL SEBELUM MEMBACA DOA TERSEBUT SELEPAS SOLAT MAGHRIB SUROH YASIN SEBANYAK 3 X ,
- YANG PERTAMA DENGAN NIAT MEMOHON PANJANG UMUR,
- YANG KEDUA DENGAN NIAT DIHINDARKAN BALA,
- YANG KETIGA DENGAN NIAT DIHINDARKAN DARIPADA BERGANTUNG KEPADA MANUSIA
DAN SETIAP KALI TAMAT BACAAN YASIN,,DIBACA DOA TERSEBUT SEKALI.
DOA TERSEBUT ADALAH SEPERTI BERIKUT:


بسم الله الرحْمن الرحيم وصلى الله تعالى على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم ، اللهم يا ذا الْمنِ ولا يُمن عليه يا ذا الْجلال والإكرام يا ذا الطَول والإنعام لا إله إلا أنت ظهر اللاجئين ،وجار المستجيرين ، ومأمن الْخائفين اللهم كنت كتبتنِي عندك في أم الكتاب شقياً أو مَحروماً أو مطروداً أو مقتـراً علي فـي الرزق فامحُ اللهم بفضلك شقاوتي وحرماني وطردي وإقتار رزقي ، وأثبتنِي عندك في أم الكتاب سعيداً مرزوقاً موفقاً للخيرات، فإنك قلت وقولك الْحق في كتابك المنْـزَل على لسان نبيك المرسل : ﴿ يَمحو الله ما يشاء ويثبت وعنده أم الكتاب ﴾ إلَهي بالتجلي الأعظم في ليلة النصف من شعبان المكرم ، التِي يُفْرق فيها كل أمر حكيم ويُـبرم ، أسألك أن تكشف عنا من البلاء ما نعلم وما لا نعلم وما أنت به أعلم ، إنك أنت الأعز الأكرم ، وصلى الله تعالى على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم. انتهى .

4) TELAH DINYATAKAN DI DALAM KITAB SAFINATUL ULUM BERKENAAN DENGAN DOA NISFU SYAABAN BAGI SAYYID AL-QUTB AR-RABANI ABDUL QADIR AL-JAILANI DAN MUNGKIN JUGA DISEBUTKAN DI DALAM KITAB-KITAB YANG LAIN IAITU DOANYA:

اللهم إذا أطْلَعْتَ ليلة النصف من شعبان على خلقك ، فعُدْ علينا بِمنِّك وعتقك ، وقدر لنا من فضلك واسع رزقك ، واجعلنا مِمن يقوم لك فيها ببعض حقك . اللهم مـن قضيت فيها بوفاته فاقضِ مع ذلك له رحْمتك ،ومن قدَّرت طول حياته فاجعل له مع ذلك نعمتك ،وبلغنا ما لا تبلغ الآمال إليه ياخير من وقفتِ الأقدام بين يديه يارب العالمين ، برحْمتك يا أرحم الراحِمين ، وصلى الله تعالى على سيدنا محمد خير خلقه وعلى آله وصحبه وسلم أجْمعين .




5) DOA PADA MALAM NISFU SYAABAN YANG MASYHUR IALAH DOA YANG BESAR MANFAATNYA,PADANYA TERDAPAT FAEDAH YANG BANYAK, DOA-DOA YANG AGUNG DAN SEBAHAGIANNYA WARID DARIPADA NABI MUHAMMAD S.A.W. DOA TERSEBUT DIBACA PADA MALAM NISFU SYAABAN, DAN YANG PALING AFDHOLNYA IALAH APABILA HAMPIR WAKTU MAGHRIB.IA TELAH DIKUMPULKAN OLEH AL-ARIF BILLAH AS-SAYYID AS-SYARIF AL-HASAN BIN ABDULLAH BA’ALAWI AL-HADDAD.


KAIFIAT BACAANNYA ADALAH SEPERTI BERIKUT:

- MEMBACA SUROH YASIN SEBANYAK 3X:

1)YANG PERTAMA DENGAN NIAT DIPANJANGKAN UMUR DAN DIBERIKAN TAUFIK SERTA HIDAYAH UNTUK MELAKUKAN AMAL IBADAH.

2)YANG KEDUA DENGAN NIAT MEMOHON PERLINDUNGAN DARIPADA SEBARANG PENYAKIT SERTA NIAT SEMOGA DIPERLUASKAN PINTU REZEKI.

3)YANG KETIGA DENGAN NIAT MEMOHON KETENANGAN HATI SERTA KESUDAHAN YANG BAIK.

-KEMUDIAN MEMBACA DOA SEPERTI YANG BERIKUT:


بسم الله الرحْمن الرحيم ، اللهم يا ذا المنِّ ولا يُمن عليك ، يا ذا الْجلال والإكرام ، يا ذا الطَّول والإنعام ، لا إله إلا أنت ظهر اللاجئين ، وجار المستجيرين ، ومأمن الْخائفين . اللهم إن كنت كتبتني عندك في أم الكتاب شقياً أو مَحروماً أو مقَتَراً عليَّ في الرزق ، فامحُ مـن أمِ الكتاب شقاوتي وحرماني وتقتير رزقي ، وأثبتنِي عندك سعيداً مرزوقاً موفقاً للخيرات ، فإنك قلت وقولك الْحق في كتابك المنـزل على لسان نبيك المرسل ﴿ يَمحو الله ما يشاء ويثبت وعنده أم الكتاب ﴾ إلَهي بالتجلي الأعظم ، في ليلة النصف من شعبان المكرم ، التي يفرق فيها كل أمر حكيم ويبرم ، اكشف عنِي من البلاء ما أعلم وما لا أعلم ، واغفر لي ما أنت به أعلم . اللهم اجعلنِي من أعظم عبادك حظاً ونصيباً في كل شيء قسمته في هذه الليلة من نور تَهدي به ، أو رحْمة تنشرها ، أو رزق تبسطه ، أو فضل تُقَسِّمه على عبادك المؤمنين ، يا ألله يا ألله لا إله إلا أنت . اللهم هب لي قلباً تقياً نقياً ، من الشرك برياً ، لا كافراً ولا شقياً ، وقلباً سليماً خاشعاً ضارعاً . اللهم امَلأ قلبي بنورك وأنوار مشاهدتك ، وجَمالك وكمالك ومَحبتك وعصمتك وقدرتك وعلمك ، يا أرحم الراحِمين ، وصلى الله تعالى على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم .هذا أقله .وأكمله : إلَهي تَعَرَّض إليك في هذه الليلة المتعرضون ، وقصدك وأمَّل معروفك وفضلك الطالبون ، ورغب إلى جودك وكرمك الراغبون ، ولك في هذه الليلة نفحات وعطايا وجوائز ومواهب وهبات ، تَمُنُّ بِها على من تشاء من عبادك ، وتَخص بِها من أحببته من خلقك ، وتَمنع وتَحرم من لَم تسبق له العناية منك ؛ فأسألك يا ألله بأحب الأسْماء إليك ، وأكرم الأنبياء عليك ، أن تَجعلنِي مِمن سبقت له منك العناية ، واجعلنِي من أوفر عبادك وأجزل خلقك حظاً ونصيباً وقسماً وهبةً وعطيةً في كل خير تقسمه في هذه الليلة أو فيما بعدها ، من نور تَهدي به ، أو رحْمة تنشرها ، أو رزق تبسطه ، أو ضر تكشفه ، أو ذنب تغفره ، أو شدة تدفعها ، أو فتنة تصرفها ، أو بلاء ترفعه ، أو معافاة تَمن بِها ، أو عدوٍّ تكفيه ،فاكفني كل شر ، ووفقني اللهم لمكارم الأخلاق ، وارزقنِي العافية والبركة والسعة في الأرزاق ، وسلمني من الرجـز والشرك والنفاق ، اللهم إن لك نسمات لطف إذا هبت على مريض غفلةٍ شفته ، وإن لك نفحات عطف إذا توجهت إلى أسير هوى أطلقته ، وإن لك عنايات إذا لا حظت غريقاً في بَحر ضلالة أنقذته وإن لك سعادات إذا أخذت بيدِ شقي أسعدته ، وإن لك لطائف كرم إذا ضاقت الْحيلة لمذنب وسعته وإن لك فضائل ونِعماً إذا تَحولت إلى فاسد أصلحته ، وإن لك نظرات رحْمة إذا نظرت بِها إلى غافل أيقظته ، فهب لي اللهم من لطفك الْخفي نسمةً تشفي مرض غفلتِي ، وانفحني من عطفك الوفي نفحة طيبةً تُطلق بِها أسري من وثاق شهوتي ، والْحظنِي واحفظنِي بعين عينايتك ملاحظة تنقذني بِها وتنجيني بِها من بَحر الضلالة ، وآتني من لدنك رحْمة في الدنيا والآخرة تبدلني بِها سعادة من شقاوة ، واسْمع دعائي ، وعجل إجابتِي واقضِ حاجتِي وعافنِي ،وهب لي من كرمك وجودك الواسع ما ترزقنِي به الإنابة إليك مع صدق اللجاء وقبول الدعاء ، وأهِّلنِي لقرْع بابك للدعاء يا جواد حتى يتصل قلبي بِما عندك وتبلغني بِها إلى قصـدك ياخير مقصود وأكرم معبود ، ابتهالي وتضرعي في طلب معونتك ، وأتَخذك يا إلَهي مفزعاً وملجأً أرفع إليك حاجتِي ومطالبي وشكواي ، وأُبدي إليك ضُري ، وأفوض إليك أمري ومناجاتي ، وأعتمد عليك في جَميع أموري وحالاتي . اللهم إني وهذه الليلة خلق من خلقك فلا تُبلنِي فيها ولا بعدها بسوء ولا مكروه ، ولا تقدر عليَّ فيها معصية ولا زلة ، ولا تُثْبت عليَّ فيها ذنباً ، ولا تَبلُنِي إلا بالتِي هي أحسن ، ولا تُزَين لي جراءة على مَحارمك ، ولا ركوناً إلى معصيتك ، ولا ميلاً إلى مُخالفتك ، ولا تركاً لطاعتك ، ولا استخفافاً بِحقك ، ولا شكاً في رزقك ؛ فأسألك اللـهم نظرة من نظراتك ورحْمة من رحَماتك وعطية من عطياتك اللطيفة ، وارزقنِي من فضلك ، واكفنِي شر خلقك ، واحفظ عليَّ دين الإسلام ، وانظر إلينا بعينك التي لاتنام ، وآتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار ( ثلاثاً ) . إلَهي بالتجلي الأعظم في ليلة النصف من شعبان الشهر الأكرم ، التي يفرق فيها كل أمر ( حكيم ويبرم ، اكشف عنا من البلاء ما نعلم ومالا نعلم واغفر لنا ما أنت به أعلم ( ثلاثاً .
اللهم إني أسألك من خير ما تعلم ، وأعوذ بك من شر ما تعلم ، وأستغفرك من كل ما تعلم ؛ إنك أنت علام الغيوب ، اللهم إني أسألك من خير ما تعلم وما لا أعلم ، وأستغفرك لما أعلم وما لا أعلم ، اللهم إن العلم عندك وهو عنا مَحجوب ، ولا نعلم أمراً نَختاره لأنفسنا ، وقد فوضنا إليك أمورنا ، ورفـعنا إليك حاجاتنا ، ورجوناك لفاقاتنا وفقرنا ، فأرشدنا يا ألله ، وثبتنا ووفقنا إلى أحب الأمور إليك وأحْمدها إليك ، فإنك تَحكم بِما تشاء وتفعل ما تريد ، وأنت على كل شيء قدير ، ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم ، سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلام على المرسلين والْحمد لله رب العالمين ، وصلى الله تعالى على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم ، انتهى دعاء شعبان .

6) KITA JUGA DIGALAKKAN UNTUK MEMPERBANYAKKAN BERDOA DENGAN DOA NABI ALLAH YUNUS SEKURANG-KURANGNYA 3X DAN FAEDAHNYA INSYA-ALLAH MENDAPAT KEAMANAN SEPANJANG TAHUN DARI BALA BENCANA DAN KESEDIHAN.DOA TERSEBUT ADALAH SEPERTI BERIKUT:
لا إله إلا أنت سبحانك إني كنت من الظالـمين

SELAMAT BERIBADAH

TERJEMAHAN DAN PETIKAN DARIPADA KITAB
كـنـز الـنجاح والـسـرور
في الأدعيةالتي تـشـرح الـصـدور

Erti Cinta Menurut Bahasa Dan Pandangan Islam

Arti Cinta Dalam Pandangan Islam


Cinta adalah sebuah perasaan yang ingin membagi bersama atau sebuah perasaan afeksi terhadap seseorang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.

Cinta adalah satu perkataan yang mengandungi makna perasaan yang rumit. Bisa di alami semua makhluk. Penggunaan perkataan cinta juga dipengaruhi perkembangan semasa. Perkataan sentiasa berubah arti menurut tanggapan, pemahaman dan penggunaan di dalam keadaan, kedudukan dan generasi masyarakat yang berbeda. Sifat cinta dalam pengertian abad ke 21 mungkin berbeda daripada abad-abad yang lalu. Ungkapan cinta mungkin digunakan untuk meluapkan perasaan seperti berikut:

1. Perasaan terhadap keluarga
2. Perasaan terhadap teman-teman, atau philia
3. Perasaan yang romantis atau juga disebut asmara
4. Perasaan yang hanya merupakan kemahuan, keinginan hawa nafsu atau cinta eros
5. Perasaan sesama atau juga disebut kasih sayang atau agape
6. Perasaan tentang atau terhadap dirinya sendiri, yang disebut narsisisme
7. Perasaan terhadap sebuah konsep tertentu
8. Perasaan terhadap negaranya atau patriotisme
9. Perasaan terhadap bangsa atau nasionalisme

Pengunaan perkataan cinta dalam masyarakat Indonesia dan Malaysia lebih dipengaruhi perkataan love dalam bahasa Inggris. Love digunakan dalam semua amalan dan arti untuk eros, philia, agape dan storge. Namun demikian perkataan-perkataan yang lebih sesuai masih ditemui dalam bahasa serantau dan dijelaskan seperti berikut:

1. Cinta yang lebih cenderung kepada romantis, asmara dan hawa nafsu, eros
2. Sayang yang lebih cenderung kepada teman-teman dan keluarga, philia
3. Kasih yang lebih cenderung kepada keluarga dan Tuhan, agape
4. Semangat nusa yang lebih cenderung kepada patriotisme, nasionalisme dan narsisme, storge

Beberapa bahasa, termasuk bahasa Indonesia atau bahasa Melayu apabila dibandingkan dengan beberapa bahasa mutakhir di Eropa, terlihat lebih banyak kosakatanya dalam mengungkapkan konsep ini. Termasuk juga bahasa Yunani kuno, yang membedakan antara tiga atau lebih konsep: eros, philia, dan agape.

Cinta adalah perasaan simpati yang melibatkan emosi yang mendalam. Menurut Erich Fromm, ada empat syarat untuk mewujudkan cinta kasih, yaitu:

1. Pengenalan
2. Tanggung jawab
3. Perhatian
4. Saling menghormati

Erich Fromm dalam buku larisnya (the art of loving) menyatakan bahwa ke empat gejala: Care, Responsibility, Respect, Knowledge (CRRK), muncul semua secara seimbang dalam pribadi yang mencintai. Omong kosong jika seseorang mengatakan mencintai anak tetapi tak pernah mengasuh dan tak ada tanggungjawab pada si anak. Sementara tanggungjawab dan pengasuhan tanpa rasa hormat sesungguhnya & tanpa rasa ingin mengenal lebih dalam akan menjerumuskan para orang tua, guru, rohaniwan dll pada sikap otoriter.

Seperti banyak jenis kekasih, ada banyak jenis cinta. Cinta berada di seluruh semua kebudayaan manusia. Oleh karena perbedaan kebudayaan ini, maka pendefinisian dari cinta pun sulit ditetapkan. Lihat hipotesis Sapir-Whorf.

Ekspresi cinta dapat termasuk cinta kepada 'jiwa' atau pikiran, cinta hukum dan organisasi, cinta badan, cinta alam, cinta makanan, cinta uang, cinta belajar, cinta kuasa, cinta keterkenalan, dll. Cinta lebih berarah ke konsep abstrak, lebih mudah dialami daripada dijelaskan. Cinta kasih yang sudah ada perlu selalu dijaga agar dapat dipertahankan keindahannya


CINTA MENURUT AGAMA ISLAM

Menurut hadis Nabi, orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu mengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man ahabba syai'an katsura dzikruhu), kata Nabi, orang juga bisa diperbudak oleh cintanya (man ahabba syai'an fa huwa `abduhu). Kata Nabi juga, ciri dari cinta sejati ada tiga :

1. lebih suka berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain,
2. lebih suka berkumpul dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain, dan
3. lebih suka mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemauan orang lain/diri sendiri.

Bagi orang yang telah jatuh cinta kepada Alloh SWT, maka ia lebih suka berbicara dengan Alloh Swt, dengan membaca firman Nya, lebih suka bercengkerama dengan Alloh SWT dalam I`tikaf, dan lebih suka mengikuti perintah Alloh SWT daripada perintah yang lain.

Dalam Qur'an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:

1. Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan "nggemesi". Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.

2. Cinta rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya disbanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur'an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.

3. Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur'an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.

4. Cinta syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur'an menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.

5. Cinta ra'fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun salah. Al Qur'an menyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2).

6. Cinta shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur'an menyebut term ni ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja),sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33)

7. Cinta syauq (rindu). Term ini bukan dari al Qur'an tetapi dari hadis yang menafsirkan al Qur'an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma'tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as'aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa'ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi

8. Cinta kulfah. yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur'an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286)

Hubungan Antara Manusia Dengan Allah

Bagaimanakah sebenarnya ukur-tara ataupun hubung kait manusia dengan Allah? Benarkah hubungan manusia dengan Allah sebagai yang kena cipta (Khalaq) dengan penciptanya (Khaliq)? Kalau benar begitu apakah erti sebenarnya hubungan itu? Apakah manusia dijadikan semata-mata untuk menjalankan perintah Allah? Atau dijadikan sebagai menandakan bahawa Allah itu mempunyai kuasa sehingga Dia boleh memperalatkan hambanya (manusia)? Begitukah?
Kalau demikian jelas bahawa kedudukan manusia dalam hal ini tidak ubah seperti kedudukan seorang kuli dengan taukehnya. Sama sahaja darjatnya dengan kedudukan seorang hamba rakyat dengan rajanya. Mereka bekerja dengan niat untuk menyenangkan raja mereka.
Sekiranya kita memahami dan mengkaji kepada kebesaran Allah itu sendiri yang maha Tahu, maha Adil, maha Berkuasa dan maha Agung, buat apa dia menciptakan manusia ke alam ini. Kalau hanya setakat untuk memuji, memuja serta melaksanakan perintahNya, tidak ada faedah langsung Allah menjadikan manusia.
Bukankah Dia sudah berkuasa? Logiknya sudah tentu Dia tidak perlu kepada mana-mana pihak (hamba) lagi untuk bekerja bagiNya. Tidak ada perintah lagi yang boleh disuruhkan kepada hambanya kerana dia boleh laksanakan sendiri. Bukankah Dia maha berkuasa, bijaksana dan agung? Atau Dia melantik manusia menjadi hamba untuk menunjukkankekuasaanNya? Sebagai tanda kebesaran dan kebolehanNya menciptakan manusia? Begitukah? FirmanNya surah Az-Zariat ayat 56.......
"Tidak Aku jadikan jin dan manusia melainkan untuk berbakti kepadaKu."

Jumat, 25 Maret 2011

Isteri shaleha


PERHIASAN DUNIA

Tidak banyak syarat yang dikenakan oleh Islam untuk seseorang wanita menerima gelaran solehah, dan
seterusnya menerima pahala syurga yang penuh kenikmatan dari Allah s.w.t.
Mereka hanya perlu memenuhi 2 syarat iaitu :
1. Taat kepada Allah dan RasulNya
2. Taat kepada suami
Perincian dari dua syarat di atas adalah sebagai berikut :
1. Taat kepada Allah dan RasulNya
Bagaimana yang dikatakan taat kepada Allah s.w.t. ?
- Mencintai Allah s.w.t. dan Rasulullah s.a.w. melebihi dari segala-galanya.
- Wajib menutup aurat
- Tidak berhias dan berperangai seperti wanita jahiliah
- Tidak bermusafir atau bersama dengan lelaki dewasa kecuali ada mahram bersamanya
- Sering membantu lelaki dalam perkara kebenaran, kebajikan dan taqwa
- Berbuat baik kepada ibu & bapa
- Sentiasa bersedekah baik dalam keadaan susah ataupun senang
- Tidak berkhalwat dengan lelaki dewasa
- Bersikap baik terhadap tetangga
2. Taat kepada suami
- Memelihara kewajipan terhadap suami
- Sentiasa menyenangkan suami
- Menjaga kehormatan diri dan harta suaminya selama suami tiada di rumah
- Tidak bermasam muka di hadapan suami
- Tidak menolak ajakan suami untuk tidur
- Tidak keluar tanpa izin suami
- Tidak meninggikan suara melebihi suara suami
- Tidak membantah suaminya dalam kebenaran
- Tidak menerima tamu yang dibenci suaminya
- Sentiasa memelihara diri, kebersihan & kecantikannya serta rumah tangga
FAKTOR YANG MERENDAHKAN MARTABAT WANITA
Sebenarnya puncak rendahnya martabat wanita adalah dari faktor dalaman. Bukanlah faktor luaran atau yang berbentuk material sebagaimana yang digembar-gemburkan oleh para pejuang hak-hak palsu wanita.
Faktor-faktor tersebut ialah:
1) Lupa mengingat Allah
Kerana terlalu sibuk dengan tugas dan kegiatan luar atau memelihara anak-anak, maka tidak hairanlah jika banyak wanita yang tidak menyedari bahawa dirinya telah lalai dari mengingat Allah. Dan saat kelalaian ini pada hakikatnya merupakan saat yang paling berbahaya bagi diri mereka, di mana syaitan akan mengarahkan hawa nafsu agar memainkan peranannya.
Firman Allah s.w.t. di dalam surah al-Jathiah, ayat 23: ertinya:
” Maka sudahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmunya. Dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya.”
Sabda Rasulullah s.a.w.: ertinya:
“Tidak sempurna iman seseorang dari kamu, sehingga dia merasa cenderung kepada apa yang telah aku sampaikan.” (Riwayat Tarmizi)
Mengingati Allah s.w.t. bukan saja dengan berzikir, tetapi termasuklah menghadiri majlis-majlis ilmu.
2) Mudah tertipu dengan keindahan dunia.
Keindahan dunia dan kemewahannya memang banyak menjebak wanita ke perangkapnya. Bukan itu saja, malahan syaitan dengan mudah memperalatkannya untuk menarik kaum lelaki agar sama-sama bergelumang dengan dosa dan noda. Tidak sedikit yang sanggup durhaka kepada Allah s.w.t. hanya kerana kenikmatan dunia yang terlalu sedikit.
Firman Allah s.w.t. di dalam surah al-An’am: ertinya:
” Dan tidaklah penghidupan dunia ini melainkan permainan dan kelalaian dan sesungguhnya negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa, oleh kerana itu tidakkah kamu berfikir.”
3) Mudah terpedaya dengan syahwat.
4) Lemah iman.
5) Bersikap suka menunjuk-nunjuk.
Dunia adalah perhiasan, perhiasan dunia yang terbaik adalah Wanita yang solehah

Kamis, 24 Maret 2011

Hubungan Antara filsafat Islam Dengan Filsafat Yunani

Pengertian Filsafat Islam


Sebelum sampai kepada definisi Filsafat Islam, terlebih dahulu kami akan memberikan makna filsafat yang berkembang di kalangan cendikiawan muslim.

Menurut Mustofa Abdur Razik pemakaian kata filsafat di kalangan umat Islam adalah kata hikmah. Sehingga kata hakim ditempatkan pada kata failusuf atau hukum Al-Islam (hakim-hakim Islam) sama dengan falasifatul Islam (failasuf-failasuf Islam). Hal ini dikuatkan oleh Dr. Faud Al-Ahwani, bahwa kebanyakan pengaran-pengarang Arab menempatkan kalimat hikmah di tempat kalimat filsafat, dan menempatkan kalimat hakim di tempat kalimat failusuf atau sebaliknya. Namun demikian, mereka mengatakan bahwa sebenarnya kata hikmah itu berada di atas kata filsafat.

Al-Farabi berkata: Failusuf adalah orang yang menjadikan seluruh kesungguhan dari kehidupannya dan seluruh maksud dari umurnya mencari hikmah yaitu mema'rifati Allah yang mengandung pengertian mema'rifati kebaikan.

Ibnu Sina mengatakan, hikmah adalah mencari kesempurnaan diri manusia dengan dapat menggambarkan segala urusan dan membenarkan segala hakikat baik yang bersifat teori maupun praktik menurut kadar kemampuan manusia.

Kemudian Ahli tafsir Muhammad Abduh mengatakan bahwa hikmah adalah ilmu yang berhubungan dengan rahasia-rahasia, yang kokoh/rapi, dan bermanfaat dalam menggerakkan amal pekerjaan.

Sementara itu ada yang berpendapat bahwa asal makna hikmah adalah tali kendali untuk kuda dalam mengekang kenakalannya. Dari sini makna diambillah kata hikmah dalam arti pengetahuan atau kebijaksanaan karena hikmah ini menghalang-halangi dari orang yang mempunyai perbuatan rendah. Kemudian hikmah diartikan perkara yang tinggi yang dapat dicapai oleh manusia dengan melalui alat-alatnya yang tertentu yaitu akal dan metode-metode berpikirnya.

Apabila melihat ayat-ayat Al-Qur’an, maka ada beberapa arti yang dikandung dalam
  • kata hikmah itu, antara lain adalah:
    Untuk memperhatikan keadaan dengan seksama untuk memahami rahasia syariat dan maksud-maksudnya.






  • Kenabian






  • Dengan demikian hikmah yang diidentikkan dengan filsafat adalah ilmu yang membahas tentang hakikat sesuatu, baik yang bersifat teoritis (etika, estetika maupun metafisika) atau yang bersifat praktis yakni pengetahuan yang harus diwujudkan dengan amal baik.

    Sampailah kita pada pengertian Filsafat Islam yang merupakan gabungan dari filsafat dan Islam. Menurut Mustofa Abdur Razik, Filsafat Islam adalah filsafat yang tumbuh di negeri Islam dan di bawah naungan negara Islam, tanpa memandang agama dan bahasa-bahasa pemiliknya. Pengertian ini diperkuat oleh Prof. Tara Chand, bahwa orang-orang Nasrani dan Yahudi yang telah menulis kitab-kitab filsafat yang bersifat kritis atau terpengaruh oleh Islam sebaiknya dimasukkan ke dalam Filsafat Islam.

    Dr. Ibrahim Madzkur mengatakan: Filsafat Arab bukanlah berarti bahwa ia adalah produk suatu ras atau umat. Meskipun demikian saya mengutamakan menamakannya filsafat Islam, karena Islam bukan akidah saja, tetapi juga sebagai peradaban. Setiap peradaban mempunyai kehidupannya sendiri dalam aspek moral, material, intelektual dan emosional. Dengan demikian, Filsafat Islam mencakup seluruh studi filosofis yang ditulis di bumi Islam, apakah ia hasil karya orang-orang Islam atau orang-orang Nasrani ataupun orang-orang Yahudi (Fuad Al-Ahwani, Hal. 15).

    Drs. Sidi Gazalba memberikan gambaran sebagai berikut: Bahwa Tuhan memberikan akal kepada manusia itu menurunkan nakal (wahyu/sunnah) untuk dia. Dengan akal itu ia membentuk pengetahuan. Apabila pengetahuan manusia itu digerakkan oleh nakal, menjadilah ia filsafat Islam. Wahyu dan Sunnah (terutama mengenai yang ghaib) yang tidak mungkin dibuktikan kebenarannya dengan riset, filsafat Islamlah yang memberikan keterangan, ulasan dan tafsiran sehingga kebenarannya terbuktikan dengan pemikiran budi yang bersistem, radikal dan umum (Drs. Sidi Gazalba, hal. 31).

    Dengan uraian di atas maka dapatlah disimpulkan bahwa filsafat Islam adalah suatu ilmu yang dicelup ajaran Islam dalam membahas hakikat kebenaran segala sesuatu.

    Banyak di kalangan para ahli berbeda dalam menanamkan filsafat Islam. Apakah ia merupakan filsafat Islam atau filsafat Arab atau ada nama lain dari kedua istilah itu.

    Prof. Mu'in, menyatakan apabila filsafat itu disebut dengan Filsafat Arab, berarti mengeluarkan orang Iran, orang Afghanistan, orang Pakistan, dan orang India. Oleh karena itu memilih dengan Filsafat Islam. Demikian pula orientalis Perancis Courbin, seorang Islamolog dan kebudayaan Iran, membela dengan Filsafat Islam. Sebagaimana dikatakannya. Jika kita mengambil nama Filsafat Arab, pengertiannya sempit sekali bahkan keliru.

    Berbeda dengan As-Sahrawardi Ar-Razi, beliau lebih suka memilih pendapat yang menamakannya Filsafat di dunia Islam, adapun Mauric de Wild, Emik Brehier dan Lutfi As Sayid menyebutkan dengan Filsafat Arab. Pada umumnya pendapat yang menyebutkan Filsafat Arab beralasan bahwa filsafat itu ditulis dalam bahasa Arab, atau ia diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dengan menambah unsur-unsur baru dalam bahasa Arab.

    Sebenarnya perbedaan istilah tersebut hanya perbedaan nama saja, sebab bagaimanapun juga hidup dan suburnya pemikiran filsafat tersebut adalah di bawah naungan Islam dan kebanyakan ditulis dalam bahasa Arab. Kalau yang dimaksud dengan Filsafat Arab ialah bahwa filsafat tersebut adalah hasil orang Arab semata-mata, maka tidak benar. Sebab kenyataan menunjukkan bahwa Islah telah mempersatukan berbagai-bagai umat, dan kesemuanya telah ikut serta dalam memberikan sumbangannya dalam filsafat tersebut. Sebaliknya kalau yang dimaksud dengan filsafat Islam adalah hasil pemikiran kaum muslimin semata-mata, juga berlawanan dengan sejarah, karena mereka pertama-tama berguru pada aliran Nestorius dan Yacobias dari golongan Masehi, Yahudi dan penganut agama Shabi’ah, dan kegiatan mereka dalam berilmu dan filsafat selalu berhubungan dengan orang-orang Masehi dan Yahudi yang ada pada masanya.

    Namun pemikiran-pemikiran filsafat pada kaum muslimin lebih tepat disebut filsafat Islam, mengingat bahwa Islam bukan saja sekedar agama, tetapi juga peradaban. Pemikiran filsafat ini sudah barang tentu berpengaruh oleh peradaban Islam tersebut, meskipun pemkiran itu banyak sumbernya dan berbeda-beda jenis orangnya. Corak pemikiran tersebut adalah Islam, baik tentang problem-problemnya, motif pembinaannya maupun tujuannya, karena Islam telah memadu dan menampung aneka peradaban serta pemikiran dalam satu kesatuan. Apabila hal ini ditunjang dengan pemakaian buku-buku yang berasal dari filosuf Islam seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, ataupun Al-Farabi.

    Objek Filsafat Islam


    Telah disebutkan bahwa objek filsafat adalah menelaah hakikat tentang Tuhan, tentang manusia dan tentang segala realitas yang nampak di hadapan manusia. Ada beberapa persoalan yang biasa dikedepankan dalam mencari objek filsafat meskipun akhirnya tidak akan lepas dari ketiga hal itu, yaitu:
  • Dari apakah benda-benda dapat berubah menjadi lainnya, seperti perubahan oksigen dan hidrogen menjadi air?






  • Apakah jaman itu yang menjadi ukuran gerakan dan ukuran wujud semua perkara?






  • Apakah bedanya makhluk hidup dengan makhluk yang tidak hidup?






  • Apakah ciri-ciri khas makhluk hidup itu?






  • Apa jiwa itu? Jika jiwa itu ada, apakah jiwa manusia itu abadi atau musnah?






  • Dan masih ada lagi pertanyaan-pertanyaan lain.







  • Persoalan-persoalan tersebut membentuk ilmu fisika dan dari sini kita meningkat kepada ilmu yang lebih umum ialah ilmu metafisika, yang membahas tentang wujud pada umumnya, tentang sebab wujud, tentang sifat zat yang mengadakan. Dari sini kita bisa menjawab pertanyaan: Apakah alam semesta ini wujud dengan sendirinya ataukah ia mempunyai sebab yang tidak nampak?

    Kemudian kita dapat membuat obyek pembahasa lagi, yaitu pengetahuan/pengenalan itu sendiri, cara-cara dan syarat-syarat kebenaran atau salahnya, dan dari sini maka keluarlah ilmu logika (ilmu mantiq) yang tidak ada kemiripannya dengan ilmu-ilmu positif. Kemudian kita melihat kepada akhlak dan apa yang seharusnya diperbuat oleh perorangan, keluarga dan masyarakat, yang berbeda dengan ilmu. Sosiologi lebih menekankan kepada pengertian tentang gejala-gejala kemasyarakatan dan hubungannya, tanpa meneliti apa yang seharusnya terjadi.

    Dari uraian ini, maka filsafat sebagai ilmu yang mengungkap tentang wujud-wujud melalui sebab-sebab yang jauh, yakni pengetahuan yang yakin yang sampai kepada munculnya suatu sebab. Ilmu terhadap wujud-wujud itu adalah bersifat keseluruhan, bukan terperinci, karena pengetahuan secara terperinci menjadi lapangan ilmu-ilmu khusus. Oleh karena sifatnya keseluruhan, maka filsafat hanya membicarakan benda pada umumnya atau kehidupan pada umumnya.

    Dengan demikian filsafat mencakup seluruh benda dan semua yang hidup yakni pengetahuan terhadap sebab-sebab yang jauh yang tidak perlu lagi dicari sesudahnya. Filsafat berusaha untuk menafsirkan hidup itu sendiri yang menjadi sebab pokok bagi partikel-partikel itu beserta fungsi-fungsinya. Cakupan filsafat Islam tidak jauh berbeda dari objek filsafat ini. Hanya dalam proses pencarian itu Filsafat Islam telah diwarnai oleh nilai-nilai yang Islami. Kebebasan pola pikirannya pun digantungkan nilai etis yakni sebuah ketergantungan yang didasarkan pada kebenaran ajaran ialah Islam.

    Hubungan Filsafat Islam Dengan Filsafat Yunani


    Proses sejarah masa lalu, tidak dapat dielakkan begitu saja bahwa pemikiran filsafat Islam terpengaruh oleh filsafat Yunani. Para filosuf Islam banyak mengambil pemikiran Aristoteles dan mereka banyak tertarik terhadap pemikiran-pemikiran Platinus. Sehingga banyak teori-teori filosuf Yunani diambil oleh filsuf Islam.

    Demikian keadaan orang yang dapat kemudian. Kedatangan para filosuf Islam yang terpengaruh oleh orang-orang sebelumnya, dan berguru kepada filsuf Yunani. Bahkan kita yang hidup pada abad ke-20 ini, banyak yang berhutang budi kepada orang-orang Yunani dan Romawi. Akan tetap berguru tidak berarti mengekor dan mengutip, sehingga dapat dikatakan bahwa filsafat Islam itu hanya kutipan semata-mata dari Aristoteles, sebagaimana yang dikatakan oleh Renan, karena filsafat Islam telah mampu menampung dan mempertemukan berbagai aliran pikiran. Kalau filsafat Yunani merupakan salah satu sumbernya, maka tidak aneh kalau kebudayaan India dan Iran juga menjadi sumbernya. Pertukaran dan perpindahan suatu pikiran bukan selalu dikatakan utang budi. Suatu persoalan dan hasilnya dapat mempunyai bermacam-macam corak. Seorang dapat mengemukakan persoalan yang pernah dikemukakan oleh orang lain sambil mengemukakan teorinya sendiri. Spinoza, misalnya, meskipun banyak mengutip Descartes, ia mempunyai mahzab sendiri. Ibnu Sina, meskipun menjadi murid setia Aristoteles, ia mempunyai pemikiran yang berbeda-beda.

    Para filsuf Islam pada umumnya hidup dalam lingkungan dan suasana yang berbeda dari apa yang dialami oleh filsuf-filsuf lain. Sehingga pengaruh lingkungan terhadap jalan pikiran mereka tidak bisa dilupakan. Pada akhirnya, tidaklah dapat dipungkiri bahwa dunia Islam berhasil membentuk filsafat yang sesuai dengan prinsip-prinsip agama dan keadaan masyarakat Islam itu sendiri.

    Hubungan Filsafat Islam dengan Ilmu-ilmu Islam


    Keunggulan khusus bagi filsafat Islam dalam masalah pembagian cabang-cabangnya adalah mencakup ilmu kedokteran, biologi, kimia, musik ataupun falak yang semuanya menjadi cabang filsafat Islam. Sehingga hal ini menjadi nilai lebih bagi filsafat Islam. Dengan demikian filsafat Islam secara khusus memisahkan diri sebagai ilmu yang mandiri. Walaupun hasil juga ditemukan keidentikan dengan Pemandangan orang Yunani (Aristoteles) dalam masalah teori tentang pembagian filsafat oleh filosuf-filosuf Islam.

    Filsafat memasuki lapangan-lapangan ilmu ke-Islaman dan mempengaruhi pembatas-pembatasnya. Penyelidikan terhadap keilmuan meliputi kegiatan filsafat dalam dunia Islam. Dan yang menjadi perluasan ilmu dengan tidak membatasi diri dari hasil-hasil karya filosuf Islam saja, tetapi dengan memperluas pembahasannya. Hasil ini meliputi ilmu kalam, tasawuf, ushul fiqh dan tarikh tasyri’.

    Para ulama Islam memikirkan sesuatu dengan jalan filsafat ada yang lebih berani dan lebih bebas daripada pemikiran-pemikiran mereka yang biasa dikenal dengan nama filosuf-filosuf Islam. Di mana perlu diketahui bahwa pembahasan ilmu kalam dan tasawuf banyak terdapat pemikiran dan teori-teori yang tidak kalah teliti daripada filosuf-filosuf Islam.

    Pemikiran Islam mempunyai ciri khas tersendiri dibanding dengan filsafat Aristoteles, seperti halnya pemikiran Islam pada ilmu kalam dan tasawuf. Demikian pula pada pokok-pokok hukum Islam (tasyri’) dan Ushul Fiqh juga terdapat beberapa uraian yang logis dan sistematis dan mengandung segi-segi kefilsafatan. Syekh Mustafa Abdur Raziq adalah orang yang pertama mengusulkan ilmu Fiqh menjadi bagian dari filsafat. Berikut ini ada beberapa hubungan filsafat Islam dengan Ilmu Tasawuf, Ilmu Fiqh, dan Ilmu Pengetahuan:

    Filsafat Islam dengan Ilmu Kalam
    Problem yang ada terhadap filsafat Islam, apakah identik dengan Ilmu Kalam? Ataukah sebagai ilmu yang berdiri sendiri? Apakah ilmu kalam itu sebagai cabang dari filsafat?
    Ada beberapa pendapat ahli yang mencoba menjawab pertanyaan di atas antara lain:
  • Dr. Fuad Al-Ahwani di dalam bukunya Filsafat Islam tidak setuju kalau filsafat sama dengan ilmu kalam. Dengan alasan-alasan sebagai berikut:






  • Karena ilmu kalam dasarnya adalah keagamaan atau ilmu agama. Sedangkan filsafat merupakan pembuktian intelektual. Obyek pembahasannya bagi ilmu kalam berdasar pada Allah SWT. dan sifat-sifat-Nya serta hubungan-Nya dengan alam dan manusia yang berada di bahwa syariat-Nya. Objek filsafat adalah alam dan manusia serta pemikiran tentang prinsip wujud dan sebab-sebabnya. Seperti filosuf Aristoteles yang dapat membuktikan tentang sebab pertama yaitu Allah. Tetapi ada juga yang mengingkari adanya wujud Allah SWT. sebagaimana aliran materialisme.

    Ilmu kalam adalah suatu ilmu Islam asli yang menurut pendapat paling kuat, bahwa ia lahir dari diskusi-diskusi sekitar Al-Qur’an yaitu Kalam Allah, apakah ia Qadim atau makhluk. Perbedaan pendapat terjadi antra Kaum Mu’tazilah, pengikut Ahmad bin Hambal dan pengikut-pengikut Asy’ari. Adapun filsafat adalah istilah Yunani yang masuk ke dalam bahasa Arab sebagai penegasan Al-Farabi bahwa nama filsafat itu berasal dari Yunani dan masuk ke dalam bahasa Arab.

    Pada Abad 2 H, telah lahir filsafat Islam, dengan bukti adanya filosuf-filosuf Islam seperti Al-Kindi.

    Di samping itu, di kalangan ahli ilmu kalam sudah ada ahli yang terkenal seperti Al-Annazam, Al-Jubbai, Abul-Huzail Al-‘Allaf. Para ahli ilmu kalam ini tidak ada yang menamakan diri sebagai filosuf. Dan ada pertentangan tajam di antara kedua belah pihak. Sebagaimana Al-Ghazali sebagai pengikut aliran Asy’ariyah yang menulis kitab Tahafutul Falasifah. Namun dari kalangan ahli filsafat, Ibnu Rusyd menjawab terhadap tuduhan itu dengan menulis: Tahafutul Al-Tahafuit (Inkosistensinya kitab Tahafut).

  • Prof. Tara Chana






  • Dia mengemukakan bahwa istilah filsafat Islam adalah untuk arti dari ilmu kalam. Ia lebih lanjut menyatakan bahwa filsafat itu telah lahir dari kebutuhan Islam dan perdebatan keagamaan dan pada dasarnya mementingkan pengukuhan landasan aqidah atau mencarikan dasar filosofisnya, ataupun untuk membangun pemikiran-pemikiran theologi keagamaan.

  • Prof. Fuad Al-Ahwani






  • Ia mengakui, bahwa sekolah pada abad ke-6 H, filsafat telah bercampur dengan ilmu kalam, sampai yang terakhir ini telah menelan filsafat sedemikian rupa dan memasukkannya di dalam kitab-kitabnya. Sehingga kitab-kitab tauhid yang membahas ilmu kalam didahului dengan pendahuluan mengenai logika Aristoteles dengan mengikuti cara para filosuf.

    Logika Menentang Agama

    Logika Menentang Agama

    “Man tamanthaqa faqad fazandaqa”, demikian ungkapan terkenal dari tokoh besar di dunia Islam, Ibn Taimiyyah. Arti harfiahnya kira-kira adalah, “Barang siapa menggunakan logika maka ia telah kafir”.
    Apakah sikap seperti ini dapat dibenarkan? Ataukah memang mutlak salah? Apa implikasi jika sikap seperti ini dibenarkan? Dan apa pula konsekuensinya jika ia mutlak salah? Ataukah sikap seperti ini relatif, bisa benar sekaligus bisa salah secara bersamaan atau secara fuzzy ? Dan apa-kah konsekuensinya jika kebenaran sikap seperti ini fuzzy atau relatif?
    Logika adalah kaidah-kaidah berfikir. Subyeknya akal-akal rasional. Obyeknya adalah proposisi bahasa. Proposisi bahasa mencerminkan realitas, apakah itu realitas di alam nyata ataupun realitas di alam fikiran. Kaidah-kaidah berfikir dalam logika bersifat niscaya atau mesti. Penolakan terhadap kaidah berfikir ini mustahil (tidak mungkin). Bahkan mustahil pula dalam semua khayalan yang mungkin (all possible intelligebles). Contohnya, sesuatu apapun pasti sama dengan dirinya sendiri, dan tidak sama dengan yang bukan dirinya.
    Prinsip berfikir ini telah tertanam secara niscaya sejak manusia lahir. Tertanam secara spontan. Dan selalu hadir kapan saja fikiran digunakan. Dan harus selalu diterima kapan saja realitas apapun dipahami. Bahkan, lebih jauh, prinsip ini sesungguhnya adalah satu dari watak niscaya seluruh yang maujud (the very property of being). Tidak mengakui prinsip ini, yang biasa disebut dengan prinsip non-kontradiksi, akan menghancurkan seluruh kebenaran dalam alam bahasa maupun dalam semua alam lain. Tidak menerimanya berarti meruntuhkan seluruh bagunan agama, filsafat, sains dan teknologi, dan seluruh pengetahuan manusia.
    Sebagai contoh perkataan ‘Ibn Taimiyyah di atas, jika misal pernyataan itu benar, maka menggunakan kaidah logika adalah salah. Karena menggunakan kaidah logika salah, maka prinsip non-kontradiksi salah. Kalau prinsip non-kontradiksi salah . Artinya seluruh kebenaran tiada bermakna, tidak bisa dibenarkan ataupun disalahkan, atau bisa dibenarkan dan disalahkan sekaligus. Kalalu seluruh keberadaan tidak bermakna, maka pernyataan itu sendiri “Man tamanthaqa faqad fazandaqa” juga nafi. Tak bermakna. Tak perlu dipikirkan.
    Menerima kebenaran pernyataan beliau tersebut sama saja dengan mengkafirkan beliau. Karena jika peenyataan tersebut benar, maka untuk membenarkannya telah digunakan kaidah logika. Dan karena beliau telah menggunakan kaidah logika, menurut pernyataan-nya sendiri beliau kafir. Jadi sebaiknya pernyataan pengkafiran orang yang menggunakan logika ini benar-benar ditolak. Pernyataan ini salah. Salah. Dan mustahil benar. Karena kalau benar, semua orang yang berfikir benar kafir. Dan ini mustahil.
    “Wa qul jaa ‘al-haqqa wazahaaqal-baathil, innal-baathila kaana zahuuqa.” Dalam pandangan saya, Islam jelas menentang adanya relativisme Kebenaran. Dalam Islam yang benar pasti benar dan tidak mungkin salah. Sedang yang salah pasti salah dan tak mungkin benar. Dalam dunia dikenali adanya golongan relativis kebenaran yang disebut sufastaiyyah. Golongan relativis kebenaran ini merupakan pewaris mazhab pemikiran sophisme, yang bermula pada abad ke-5 dan ke-4 SM di Yunani melalui pemikiran Protagoras, Hippias, Prodicus, Giorgias dan lain-lain.
    Beberapa pemikiran yang mendasari gelombang filsafat pasca-modernis juga merupakan cerminan dari pandangan golongan ini. Dalam majalah Ummat No.3/Thn.I/7 Agustus 1995, hal 76, DR.Wan Mohd Nor Wan Daud menjelaskan bahwa Akidah Islam jelas menentang keras sikap golongan sufastaiyyah ini. Bagi golongan sufastaiyyah, benar itu bisa salah dan salah itu bisa benar. Bagi golongan shopisme Yunsni, semua yang jelas-jelas ada ini dianggap tidak memiliki keberadaan. Jadi ada dan tiada sama saja. Bagi golongan positivis pasca- Renaisance, semua yang tidak bisa diukur tidak bisa ditentukan benar salahnya. Bagi pengikut Marx dan Hegel, kontradiksibukan saja mungkin terjadi, tapi menjadi arah gerakan alam yang sering disebut sebagai dialektika Hegel. Bagi golongan relativis pasca-modern, yang mendasarkan pemiokirannya pada language games ala Wittgenstein ataupun Russel seyiap propisisi adalah bahasa, dan setiap bahasa nilai kebenarannya relatif, karena itu setiap keberanan itu relatif.
    Adapun sufastaiyyah, misalnya sama. Menghancurkan kaidah dasar logoka. Yaitu prinsip non-kontradiksi. Hanya Protagoras meniadakannya dalam tingkatan ada-tidaknya segala sesuatu, para positivis meniadakannya pada tingkatan hal yang tidak bisa diindra, Marx dan Hegel meniadaknnya sebagai watak umum segala yang maujud, dan Wittgenstein maupun Russel menghilangkan otoritas fikiran untuk menerapkan kaidahnaya kepada alam di luar fikiran. Hasilnya sama. Runtuhnya seluruh bangunan pengetahuan manusia. Runtuhnya suatu bangunan keyakinan manusia. Bahkan keyakinan tentang adanya dirinya sendiri ! Na’uudzubihi min dzaalik.
    Penerapan kaidah-kaidah berfikir yang benar telah menghantarkan para filosof besar pada keyakinan yang pasti akan keberadaan Tuhan. Socraets dengan The Most Beauty -nya. Plato dengan archetype -nya. Aristoteles dengan prime-mover-nya.. ‘Ibn Arabi dengan al-jam’u bainal-‘addaad (coincindentia in oppositorium) nya. Suhrawardi dengan Nur-i-qahir nya. Mulla Shadra dan Mulla Hadi Sabzavary dengan Al-Wujud Al-Muthlaq-nya. Jelas-jelas penerapan logika bagi mereka tidak menentang agama. Malah sebaliknya, me-real-kan agama sampai ke seluruh pori-pori rohaninya yang mingkin. Atau dengan kata lain, mencapai hakikat. Dalam dialog terakhir Socrates, digambarkan betapa figur filsuf ini mati tersenyum setelah menyebut nama Tuhan sebelum akhir hayatnya.
    Tentang Aristoteles, sebuah riwayat menyatakan bahwa ia adalah seorang nabi yang didustakan ummatnya. Tentang ‘Ibn ‘Arabi, tidak ada yang menyangsingkan sebagai salah seorang sufi terbesar sepanjang sejarah dengan tak terhitung pengalaman ruhani yang tertulis di kurang lebih 700 kitabnya. Sedang Mulla Shadra , tujuh kali haji ke Mekkah dengan berjalan dari Qum (Iran) hanya untuk memenuhi panggilan kekasih-Nya. Alih-alih logika menentang agama, malah logika adalah kendaraan super-executive untuk mencapai hakikat. Dan sekali lagi alih-alih logika menentang agama , tanpa logika agama tak-kan dapat terpahami. Jadi apakah logika menentang agama?

    aceh baru

    seorang seni rupa (pelukis) senior yang telah lama mendedikasikan ilmunya dilembaran kanvas sejarah seni rupa Aceh yang kaya akan kebudayaan. Hasratnya yang ingin mengembangkan dan melestarikan Budaya Seni Rupa Aceh patut dihargai. Sejak tahun 1962 , ia menekuni dunia cerganis di bawah bimbingan Komikus Teguan Harjo dan beberapa cerganis lainnya di Medan. Ia pun telah menekuni dunia senirupa dan telah mengikuti event Pameran berskala Nasional yang diselenggarakan di Sumatra dan Jawa. Agar tidak melupakan regenerasi, beliau mempersembahkan ilmunya untuk anak bangsa dengan mendidik mereka melalui Sanggar Seni Rupa Sayed Art saat menetap di Kota Lhokseumawe pada tahun 1969-2003.



    Pada tahun 1981 beliau mewujudkan gagasannya yang telah lama menjadi obsesi, yaitu Lukisan yang memvisualkan Sejarah Aceh Sepanjang Sejarah, dan menjadi rujukan standard bagi regenerasi selanjutnya atau siapa saja yang ingin mengkaji Sejarah tentang Aceh. Dan untuk hal ini beliau telah mendapatkan dukungan penuh dari Gubernur Aceh pada saat itu.

    Bolehlah hati kita bertanya-tanya, benarkah Aceh masa itu seindah lukisan ini? Tidak ada yang tahu pasti. Namun, bila ingin mencari sebuah kebenaran, kita harus meneliti setiap jalan yang mengarah ke sana. Bukalah setiap pustaka dunia, pelajari, lalu renungkan, benarkah Aceh seindah lukisan?

    Mengenai makna lukisan Sayed Dahlan Al-Habsyi, khususnya yang gambarnya ada di halaman ini, kita bisalah mencoba membahasnya sedikit, dengan berpegang pada nilai seni dan cara sang pelukis menoreh warna di kanvas, juga landasan roh seni saat lukisan itu dibangun dalam jiwa seninya, sampai dilahirkan ke kanvas hingga dapat kita pandang.

    Sebelumnya, kita boleh merasa takjub, bagimana seorang yang hidupnya di zaman sekarang, mampu mengembangkan intuisi begitu jauh ke masa ratusan tahun ke belakang, dengan hanya mengandalkan sedikit fakta sejarah. Tentu saja itu bukan usaha mudah.

    Pelukis ini ingin membuat sebuah gambar yang kelak akan menjadi acuan sejarah. Lihatlah sendiri, apakah lukisan ini berhasil. Dari warna yang ia pilih, mencerminkan, lukisan-lukisan itu dibuat dengan permenungan dan sikap optimisme kuat, sehingga lukisan yang jadi, membuat pemandangnya percaya.

    Jika berbicara aliran seni lukisan yang ada gambarnya di sini, maka aliran seninya adalah romantik. Kita menyebutnya romantik karena suasana yang diungkapkan adalah suasana yang berjauhan dengan kita sekarang. Itulah romantik.

    Mungkin juga ada yang bilang, kalau lukisan ini dilukiskan terlalu glamour dan mewah. Orang yang bilang begitu adalah orang yang tak mengerti sejarah Aceh. Karena sejauh yang kita pelajari, keadaan Aceh masa itu memang seperti dalam lukisan ini. Aceh memang seindah lukisan Sayed Dahlan Al Habsyi, ya, itu Aceh dulu. Dulu sekali.

    Satu hal yang pasti, kehadiran lukisan ini membuat jutaan tanya terjawab, bagaimanakah Aceh yang jaya di masa silam itu? Jawabnya, seperti dalam lukisan. Lihatlah semua lukisan yang pernah dilukis oleh pelukis tentang jayanya Aceh, dan begitulah adanya kebenaran itu. Semoga!

    Catatan : Sebelumnya saya minta izin kepada Bapak Sayed Dahlan Al Habsyi, karena dengan lancangnya telah memposting karya Bapak, dan mohon maaf kalau ada keslahan baik dalam artikel maupun gambar,dan akan terus saya update gambarnya kalau saya mendapat karya-karya Bapak yang luar biasa.

    Sumber : Aceh Blogging (http://aneukagamaceh.blogspot.com/2009/01/aceh-sepanjang-sejarah-seindah-lukisan.html)
    Category : Aceh, Aceh Baru, Lukisan Aceh, Sayed Dahlan Al Habsyi | Read More....

    Peristiwa masa depan dalam alquran

    Sisi keajaiban lain dari Al Qur'an adalah ia memberitakan terlebih dahulu sejumlah peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang. Ayat ke-27 dari surat Al Fath, misalnya, memberi kabar gembira kepada orang-orang yang beriman bahwa mereka akan menaklukkan Mekah, yang saat itu dikuasai kaum penyembah berhala:

    "Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rosul-Nya tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui, dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat." (Al Qur'an, 48:27)

    Ketika kita lihat lebih dekat lagi, ayat tersebut terlihat mengumumkan adanya kemenangan lain yang akan terjadi sebelum kemenangan Mekah. Sesungguhnya, sebagaimana dikemukakan dalam ayat tersebut, kaum mukmin terlebih dahulu menaklukkan Benteng Khaibar, yang berada di bawah kendali Yahudi, dan kemudian memasuki Mekah.

    Pemberitaan tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan hanyalah salah satu di antara sekian hikmah yang terkandung dalam Al Qur'an. Ini juga merupakan bukti akan kenyataan bahwa Al Qur'an adalah kalam Allah, Yang pengetahuan-Nya tak terbatas. Kekalahan Bizantium merupakan salah satu berita tentang peristiwa masa depan, yang juga disertai informasi lain yang tak mungkin dapat diketahui oleh masyarakat di zaman itu. Yang paling menarik tentang peristiwa bersejarah ini, yang akan diulas lebih dalam dalam halaman-halaman berikutnya, adalah bahwa pasukan Romawi dikalahkan di wilayah terendah di muka bumi. Ini menarik sebab "titik terendah" disebut secara khusus dalam ayat yang memuat kisah ini. Dengan teknologi yang ada pada masa itu, sungguh mustahil untuk dapat melakukan pengukuran serta penentuan titik terendah pada permukaan bumi. Ini adalah berita dari Allah yang diturunkan untuk umat manusia, Dialah Yang Maha Mengetahui.

    Pencipta alam semesta


































    Asal mula alam semesta digambarkan dalam Al Qur'an pada ayat berikut:
    "Dialah pencipta langit dan bumi." (Al Qur'an, 6:101)
    Keterangan yang diberikan Al Qur'an ini bersesuaian penuh dengan penemuan ilmu pengetahuan masa kini. Kesimpulan yang didapat astrofisika saat ini adalah bahwa keseluruhan alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang tejadi dalam sekejap. Peristiwa ini, yang dikenal dengan "Big Bang", membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal. Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada.
    Sebelum Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan, di mana materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu diartikan secara metafisik, terciptalah materi, energi, dan waktu. Fakta ini, yang baru saja ditemukan ahli fisika modern, diberitakan kepada kita dalam Al Qur'an 1.400 tahun lalu.
    Sensor sangat peka pada satelit ruang angkasa COBE yang diluncurkan NASA pada tahun 1992 berhasil menangkap sisa-sisa radiasi ledakan Big Bang. Penemuan ini merupakan bukti terjadinya peristiwa Big Bang, yang merupakan penjelasan ilmiah bagi fakta bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan.

    Jumat, 11 Maret 2011

    Mari belajar alquran


     
    ajari anak-anak kita membaca alquran di usia dini,agar meraka tahu dan menjadi pegangan dikala ia dewasa.
    karna sebaik-baik nya munusia diantara kamu adalah manusia yang membaca alquran dan mengajarkan .



    beut aceh





    BEUT ACEH YANG CUKOP LAGAK
    tgk.ibrahim pasee dengan alunan ayat-ayat suci alquran yang begitu  merdu bersama kawan seperjuangan  nya,beliau tinggal di geudong,sudah mulai dikenal masyarakat luas dengan suara nya yang mempunyai ciri khas tersendiri.

    maulid nabi
















    ya rasulullah engkau lah penolong ku di neraka nanti,ya ALLAH limpahkan lah rahmat dan karuniamu kepada nya,dihari kehahiran nya mari kita bersalawat.......

    penghinaan nabi muhammad

    NEW YORK - Setelah dua produser program animasi "South Park", Matt Stone dan Trey Parker, dianggap telah menghina Nabi Muhammad diancam dibunuh, keduanya mendapat dukungan dari koleganya sesama produser.

    Dia adalah produser pihak Comedy Central, Jon Stewart, yang tidak lain pemegang hak siar acara serial kartun tersebut. Stewart langsung membela duo produser menyusul ancaman kelompok Revolution Muslim.

    Kelompok Revolution Muslim menilai, keduanya telah menghina Nabi Muhammad dengan membuat karakternya dalam sosok yang berpakaian beruang. Kelompok radikal itu pun mengeluarkan peringatan dalam websitenya yang ditujukan kepada pasangan produser South Park.

    Kelompok Revolution Muslim memang tidak mengeluarkan ancaman pembunuhan terhadap Parker dan Stone. Tetapi peringatan tersebut menyertakan foto Theo Van Gogh, seorang pembuat film asal Belanda, yang dibunuh oleh kelompok radikal pada 2004 silam. Peringatan tersebut menyatakan Parker dan Stone bisa saja bernasib sama dengan Van Gogh yang mengkritik perlakukan Islam atas perempuan.

    "Saya mengatakan hal ini kepada siapa pun yang mengancam kematian atas nama agama atau politik," kata Stewart, seperti dikutip Yahoo News Room, Sabtu (24/4/2010).

    "Dalam 14 tahun kami telah mengerjakan 'South Park' dan kita akan berdiri di belakanganya. Tekad kami (Comedy Central) telah bulat untuk mengubah (sensor) episode itu," ujarnya.

    "Itu tidak menyebutkan Nabi Muhammad sama sekali. Kami akan kembali minggu depan dengan acara baru tentang sesuatu yang sama sekali berbeda dan kita akan melihat apa yang terjadi," sanggah Stewart.

    Seperti diberitakan sebelumnya, Comedy Central memang telah melakukan sensor menyusul kecaman dari berbagai pihak utamanya umat Muslim yang menganggap representasi fisik dari Nabi Muhammad yang digambarkan sebagai kartun beruang, dianggap sebagai sebuah penghinaan.

    Terlepas dari peringatan kelompok Revolution Muslim, produser "South Park" tetap akan menampilkan karakter Nabi Muhammad dalam episode pekan ini. Karakter nabi akan muncul tertutup dalam sebuah kotak hitam.(rhs) 
    sumber OKEZONE.COM